SELAMAT DATANG DI SITI AMINAH BLOG, SEMOGA BERMANFAAT


Sabtu, 14 Desember 2013

studi kasus


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Anak manja biasanya selalu menuntut perhatian lebih dan menuntut agar segala kebutuhan/keinginannya terpenuhi.Bila dalam kelompok teman sebaya anak selalu ingin diperhatikan karena di rumah terbiasa diperhatikan orang tuanya.Kemanjaan dalam banyak kasus muncul akibat perhatian dan kasih sayang orang tua yang berlebihan.Bahkan, kasih sayang yang diberikan kepada anak seringkali mengalahkan kasih sayang dan cinta kepada suami atau istri.Dalam hal ini biasanya ibu cenderung memanjakan anaknya ketimbang suaminya.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, anak yang terlalu dimanja cenderung akan mempunyai masalah di sepanjang hidupnya karena ia akan mengalami hambatan penyesuaian diri dalam pergaulan dan kelak akan sulit bekerja sama dengan orang lain. Selain itu memanjakan anak akan berdampak pada pertumbuhan karakter anak yang selalu berusaha merebut kasih sayang orang tua dan cenderung “menaklukan” kedua orang tuanya untuk memenuhi segala keinginannya. Karena faktor inilah dalam diri anak selalu tumbuh perasaan canggung ketika bergaul dengan orang lain, karena segala keinginan anak biasa terpenuhi. Ia merasa bahwa seluruh orang tua di dunia ini diciptakan hanya untuk melayani dan membahagiakan dirinya.  Di samping itu anak manja juga akan menemui kegagalan dalam menata kehidupan rumah tangga kelak. Anak manja terbiasa menggantungkan diri pada keluarganya tanpa berupaya dengan inisiatif sendiri.Ia terbiasa menerima, tetapi tidak terbiasa memberi. Oleh karena itu anak manja biasanya akan tumbuh menjadi sosok egois dan peminta-minta tanpa upaya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Akibatnya, anak manja tumbuh sebagai sosok egois, selalu bimbang, berkepribadian lemah dan tidak mampu menentukan pilihannya sendiri.Karena itulah sangat penting untuk mengatasi kemanjaan anak sedini mungkin agar anak dapat mengerti serta memahami arti tanggung jawab dan akhirnya bisa menjadi pribadi yang mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada orangtuanya.

B.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui tentang defenisi anak manja
2.    Untuk mengetahui ciri-ciri anak yang manja.
3.    Untuk mengetahui fakto penyebab kemanjaan anak.
4.    Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi anak manja,
5.    Untuk mengetahui cara bagaimana merubah anak yang manja menjadi anak yang mandiri atau tidak manja.

C.   Manfaat
1.    Dapat mengetahui faktor penyebab permasalahan anak
2.    Untuk mengembangkan serta memperluas pengetahuan penulis
















BAB II


Pas Photo
3 X 4
IDENTITAS RESPONDEN (anak yang diteliti)

A.   DATA RESPONDEN
a.    Nama                         : Rafidah Puri Lestari
b.    Tempat Lahir            : Tembilahan
c.    Tanggal Lahir           : 10 Agustus 2002
d.    Kelas                          : V (Lima)
e.    Tempat Sekolah       : SDN 010 Tembilahan
f.     Alamat Rumah         : JL. Gerilya ParitNo. 05 Tembilahan
g.    Hobby                        : Nonton TV, Jalan-jalan, Dll.

B.   DATA ORANGTUA RESPONDEN
Ayah :
a.    Nama                         :Ikhwan
b.    Tempat Lahir            : Sapat
c.    Tanggal Lahir           :28 Januari 1956
d.    Pendidikan Terakhir :SD
e.    Alamat Saat Ini         :JL. Gerilya Parit No. 05 Tembilahan
f.     Alamat Rumah         : JL. Gerilya Parit No. 05 Tembilahan
Ibu :
a.    Nama                         : Khadijah
b.    Tempat Lahir            : Sungai Salak
c.    Tanggal Lahir           : 31 Desember 1970
d.    Pendidikan Terakhir                                                :SD (tidak tamat)
e.    Alamat Saat Ini         : JL. Gerilya Parit No. 05 Tembilahan
f.     Alamat  Rumah        : JL. Gerilya Parit No. 05 Tembilahan




C.   OBSERVASI YANG DILAKUKAN
1.    Observasi Pertama
Hari                       : Minggu
Tanggal         : 24 Maret 2013
Pukul                         : 14:00 s/d selesai
Tempat           : Kediaman anak tersebut

2.    Observasi Kedua
Hari                 : Minngu
Tanggal         : 31 Maret 2013
Pukul                         : 14:00 s/d selesai
Tempat           : Kediaman anak tersebut

3.    Observasi Ketiga
Hari                 : Minggu
Tanggal         : 7 April 2013
Pukul                         : 14:00 s/d selesai
Tempat           : Kediaman anak tersebut












BAB III
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

A.   Keadaan Anak
1.    Fisik anak
Setelah mengadakan penelitian kepada anak tersebut, jelas terlihat dia memiliki fisik yang sempurna.Penglihatan, pendengaran, dan berbicara dengan normal.Serta perkembangan dan pertumbuhannya juga normal.
2.    Mental anak
Berdasarkan penelitian, kondisi anak ini tidak mengalami gangguan mental.
3.    Kelemahan anak
Anak ini mempunyai sifat pemalas apaila disuruh orangtua atau abang-abang nya untuk melakukan pekerjaan rumah.Dia juga memiliki sifat yang manja.
4.    Kelebihan anak
Anak ini hobi menyanyi dan habsy, dia juga termasuk anak yang pintar.

B.   Permasalahan Anak
1.    Terhadap diri sendiri
Anak ini termasuk anak yang tidak mandiri, untuk melaksanakan sesuatu dia selalu bergantung pada orangtua dan abang-abang nya.Dia adalah anak perempuan satu-satunya dikeluarga itu dan juga merupakan anak bungsu.
2.    Orang tua
Orang tua anak ini harus menuruti kemauannya anaknya. Apabila anaknya meminta sesuatu maka harus dituruti, jika tidak dituruti anaknya akan marah.
3.    Lingkungan
Di lingkungan tempat tinggalnya anak ini punya banyak teman sebaya nya.jadi, anak ini jarang bermain kedaerah lain, dan dia sering mengajak teman-temannya bermain di rumahnya.Anak ini termasuk anak yang bisa bersosialisasi
4.    Sekolah
Berdasarkan info yang penulis dapatkan, di sekolah siswa ini termasuk siswa yang rajin dan cerdas, siswa ini selalu mengikuti peraturan sekolah, apapun yang diminta sekolah dia selalu lakukan.Dia tidak suka bolos dan rajin mengikuti mengikuti kegiatan di sekolahnya. Prestasi anak ini sangat bagus di sekolahnya,nilai nya juga sangat bagus dan dia selalu memegang juara kelas.




















BAB IV
DASAR TEORITIS
HAKIKAT ANAK MANJA
A.   Pengertian Anak Manja
Manja adalah sikap ingin selalu dipenuhi dan dituruti segala keinginannya. Menurut Psikolog Anak Alzena Masykouri MPsi, salah satu faktor utama yang membuat anak menjadi manja adalah lingkungan atau orang orang yang berada di sekitarnya.
Alzena menampik anggapan bahwa menggendong bisa membuat anak manja. Justru, menurut dia, menggendong atau memeluk adalah salah satu ekspresi kasih sayang.
Menurut Seto Mulyadi, “anak manja adalah anak yang selalu mengharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekelilingnya, dan juga diikuti dengan keinginan untuk segera dituruti segala kemauannya.” Kenyataannya tidak sedikit orang tua yang telah melakukan hal ini tanpa disadarinya, misalnya ibu atau ayah yang selalu sibuk bekerja, kadang-kadang melakukan kompensasi dengan memanjakan anak.Semua keinginanan anaknya dituruti, ini boleh itupun boleh.  J. Ronald Walters menyatakan bahwa memanjakan anak berarti meningkatkan kepercayaannya bahwa dia selalu bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, baik dengan cara meluapkan kemarahan atau barangkali dengan bujukan atau sanjungan, atau bahkan mungkin dengan cara mengadu domba antara satu orang dewasa dan yang lain. Heribertus Gunawan mengaitkan istilah manja dengan perilaku ketergantungan yang meliputi mencari perhatian, kasih sayang atau bantuan dari orang lain secara berlebihan. Menurutnya beberapa ciri-cirinya antara lain sering merengek, menangis, sering menyela pembicaraan orangtuanya, menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri, tidak punya inisiatif, lebih menunggu bantuan orang dewasa, butuh kedekatan fisik, suka mencari perhatian atau mengharapkan orangtuanya sering mengawasinya, berbicara dengannya, dan melihat apa yang telah dibuatnya.
B.   Ciri-ciri Anak yang Manja
Anak-anak yang manja pada umumnya memiliki ciri-ciri seperti berikut ini :
Ø  Menangis dan berteriak bila menginginkan sesuatu.
Ø  Suka merajuk sambil terlentang/berguling-guling di lantai dan tak mau bangun.
Ø  Sering marah dan bahkan memukul ketika orangtua atau guru menghukumnya.
Ø  Bersikap kasar pada orang dewasa dan anak-anak lainnya.
Ø  Menolak berbagi mainan atau perlakuan tertentu dengan anak lainnya.
Ø  Suka pamer, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian diantara kelompoknya.
Ø  Selalu menginginkan yang dimiliki orang lain, bila telah berhasil memilikinya, mereka selalu menginginkan sesuatu yang baru.
Ø  Menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri.
                              
C.   Faktor-faktor Penyebab Kemanjaan Anak
Pada umumnya faktor utama yang menimbulkan/menyebabkan kemanjaan pada diri anak ialah faktor lingkungan keluarga, yaitu berupa kesalahan pola asuh orang tua terhadap anaknya. Menurut Rusda Koto Sutadi, “Anak tunggal, sulung, bungsu, anak sering ditinggal orang tua, persaingan di antara anak merupakan penyebab kemanjaan yang diperoleh dalam lingkungan keluarga.” Berikut akan penulis uraikan satu-persatu :
1.    Anak tunggal
Sering diperhatikan secara berlebihan.Sikap ini biasanya terjadi karena orang tua takut anaknya cidera atau hilang. Akibatnya anak akan merasa tidak bebas. Perasaan tidak bebas itu akan diwujudkan dengan banyak menuntut orang tuanya untuk menuruti kehendaknya.
2.    .Anak sulung
Pada awalnya biasanya diperlakukan sama seperti anak tunggal, sebab ia hidup dalam keluarga yang hanya terdiri dari kedua orang tuanya. Dalam hal ini, orang tua biasanya berusaha semaksimal mungkin memenuhi semua keinginan dan melimpahkan semua perhatian serta kasih sayang kepadanya.Namun setelah adiknya lahir, perhatian orang tua tentu saja beralih dan terbagi.Pada saat inilah anak pertama merasa cemburu dan berusaha merebut kasih sayang orang tuanya yang mulai berkurang. Biasanya anak memberi reaksi dengan cara yang aneh-aneh, seperti menangis, menjerit dan pura-pura sakit. Karena orang tuanya merasa bersalah, maka akhirnya anak sulung akan dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
3.    Anak bungsu
Anak bungsu bisa menjadi anak manja.Hal ini disebabkan karena anak bungsu masih dianggap sebagai anak kecil oleh saudara-saudaranya.Kemanjaan anak bungsu bukan saja bersumber dari orang tuanya, tapi juga dari saudara-saudaranya.
4.    Anak yang selalu menderita penyakit
Juga bisa menjadi anak manja.Anak yang selalu dijangkiti penyakit biasanya mendapatkan perhatian khusus dari orang tua dan saudara-saudaranya.Dengan adanya perhatian yang berlebih ini bisa membuat anak menjadi manja.
5.    Anak laki-laki yang hidup di tengah saudara-saudara perempuan, dan sebaliknya.
Anak seperti ini juga biasanya mendapat perhatian yang istimewa dari orang tuanya. Dan hal ini dapat menyebabkan kemanjaan anak
6.    Anak yang sering ditinggal orang tua
Orangtua yang terlalu sibuk juga berpotensi menjadi anak yang manja. Biasanya orang tua yang demikian akan mengganti perhatiannya yang kurang dengan memanjakan anaknya dan memperbolehkan apapun yang dilakukan anak dan anak akan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya

D.   Cara Menghadapi Anak Manja
Untuk menghadapi anak yang manja harus  diantisipasi sebelumnya. Agar seorang anak tidak menjadi manja atau berlebihan.Sebaiknya jika seorang anak telah terlihat mengarah manja, maka harus segera dicegah, orang tua jangan sampai berlebihan dalam Menuruti segala keinginannya.
Hal yang harus di lakukan:
1.    Kalau kita berpikir tidak akan belikan (misalnya karena harganya mahal), kita jelaskan dengan kalimat singkat, tenang namun tegas bahwa kita tidak akan beli barang itu apapun yang dia lakukan. Tetap tegas dengan sikap kita walaupun dia menangis luar biasa. Jangan malu sama orang lain, santai aja. Ingat, ini adalah proses belajar anak.
2.    Kita boleh juga membelikan sesuatu, tetapi harus tetap mengendalikan perilaku anak, tidak berarti langsung dibeli. Artinya, kita hanya akan belikan kalau dia memintanya dengan manis (kalau minta dengan teriak-teriak jangan sampai dibeli, karena anak akan belajar bahwa lain kali dia akan mendapatkan sesuatu dengan cara teriak-teriak sampai bikin malu orangtua).
3.    Bagi anak sudah sampai mengancam, tetap bisa diperlakukan seperti ini, tapi tentunya usaha orangtuanya perlu lebih keras. Artinya orang tua perlu lebih tahan banting dan mengantisipasi kalau anaknya sampai mengamuk. Pastinya di awal-awalnya akan sangat berat, tapi begitu anak tahu bahwa kita tetap konsisten dan anak akan belajar bahwa dia perlu mematuhi aturan yang sudah digariskan.
4.    Tidak perlu sampai memberikan hukuman. Hal yang perlu dilakukan adalah tidak memberikan apa yang diminta, apabila dia meminta dengan cara yang salah (misalnya teriak-teriak, ngamuk, berguling-guling, nangis, dan lain-lain). Kalau dia meminta dengan cara yang benar, dia bisa diminta untuk melakukan syarat tertentu, sehingga anak akan merasa bahwa memang dia perlu berusaha untuk bisa mendapatkan sesuatu.

E.   Langkah-langkah Merubah Anak Manja Menjadi Mandiri atau Tidak Manja
Memang terasa begitu berat untuk merubah seorang anak manja, menjadi mandiri.Tapi semuanya itu harus tetap dilakukan, meski caranya harus bertahap, karena jika besar nanti kebiasaan manjanya tersebut bisa berdampak buruk. Berikut saran Nina guna memperoleh anak mandiri dan tidak selalu manja :
1.    Usahakan agar orangtua bisa bersikap tegas, tapi tidak galak.
2.    Anak harus tahu bahwa orangtuanya sekarang tidak lagi bisa dinego dengan gampang, tapi punya sikap yang tegas.
3.    Jika anak mau minta sesuatu, berikan dulu prasyarat. Kalau sudah penuhi prasyarat, berikan apa yang diminta.
4.    Dengan sikap yang konsisten tapi tetap lemah lembut, anak akan belajar bahwa orangtua tetap menyayangi mereka, tapi nggak memanjakan, artinya mereka tetap harus berusaha.
5.    Sejak kecil, anak perlu didorong untuk berusaha. Jangan terlalu gampang membantu anak, biarkan dulu dia coba, baru kalau dia sudah kesulitan sekali, maka kita bantu. Caranya membantu pun bukan dengan menyelesaikan seluruh apa yang dia buat, tapi dengan memberikan jalannya. Misalnya anak main puzzle, bukannya kita selesaikan puzzlenya tapi dengan menunjukkan potongan apa lagi dan biarkan anak yang melakukannya.
6.    Setelah sedikit besar, anak bisa dibiasakan untuk melakukan kewajiban sebelum mendapatkan hak. Salah satunya dengan prasyarat tadi. Misalnya kalau anak mau mendapatkan sesuatu, kita challenge dulu dia untuk melakukan sesuatu yang sekarang mungkin belum terlalu sering dia lakukan.
7.    Jangan lupa untuk selalu buat kesepakatan sebelum pergi bersama, untuk mengantisipasi adanya permintaan-permintaan yang mengganggu.

Penanganan untuk anak yang ketergantungan di arahkan untuk meningkatkan keterampilan dan harga diri dengan beberapa cara yaitu:
1.    Berikan kesempatan dan latihan kepada anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dapat dilakukannya.
2.    Tanamkan disiplin, rutinitas, dan batasan-batasan yang realitas.
3.    Hindarkan atau minimalkan situasi yang dapat menyebabkan anak merasa tertekan terancam sehingga timbul kecemasan dan rasa takut, yang akan menghambat gerak dan langkahnya.
4.    Beri kesempatan anak untuk mengambil keputusan dan menentukan apa yang akan dilakukan atau dipilihnya,



















BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Sebetulnya tidak ada batasan umur pada anak-anak yang tergolong manja.Clara Moningka SPsi MSi mengatakan, "Namanya anak-anak, tidak ada batasan usia manja.Bila manjanya tidak berlebihan, maka sah-sah saja.Hanya orangtua harus melatihnya agar tidak manja berlebihan."Manja tidak termasuk dalam patologi (penyakit) maupun penyimpangan psikologis.Manja menjadi tidak baik bila kemanjaannya berlebihan dan didukung keluarga atau orang terdekat. Karena hal tersebut menyebabkan anak menjadi Dependen artinya tergantung pada orang lain, bahkan bisa menyebabkan anak 'mempergunakan' kemanjaannya itu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Jika seorang anak dibiarkan manja terus-terusan maka akan terbentuk sikap egois, kurang peka terhadap lingkungan. Pada pergaulan, dampaknya akan sangat terasa. Semua orang harus menuruti keinginannya, atau anak akan ngambek.untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Konsep diri pada anak juga menjadi tidak baik,  anak dapat menjadi pribadi yang kurang berusaha, kurang motivasi. Hal tersebut bisa terjadi bila anak merasa mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. 
B.   Saran
Dalam mengatasi kemanjaan anak sebaiknya dilihat faktor penyebab kemanjaan anak tersebut.Faktor penyebab anak manja bisa berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Untuk merubah perilaku anak manja, strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru, antara lain :
*      Dengan melakukan berbagai kegiatan supaya anak terangsang untuk melakukan kegiatan secara mandiri.
*      Dengan membimbing, mengarahkan, maupun memberi contoh yang mengarah kepada perkembangan sifat-sifat positif anak.
*      Dengan membiasakan memberikah hadiah bagi perilaku baik, dan hukuman bagi perilaku buruk. Bila anak berteriak karena menginginkan sesuatu, jangan berikan dan ambilah apa yang mereka suka.
*      Dengan mengadakan pendekatan dan kerja sama dengan orang tua anak.


















DAFTAR PUSTAKA

Rini hildayani, dkk (2010) Penanganan Anak Berkelainan.Jakarta : Universitas Terbuka
Permasalahan Anak TK. Semarang : FIP IKIP Semarang.
.http://sanmariannkatekese.blogspot.com/2007/12/deteksi-dini-masalah-anak-usia-pra.html Nenden Novianti. 10 Februari 2009.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar