BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejak abad ke-18,
ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih yang
berperan penting dalam kehidupan manusia.Perkembangan ilmu pengetahuan telah
mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern.Para ilmuan berhasil
mengembangkan mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara
sistematis, jujur dan disiplin.Mereka mengembangkan semua keterampilan yang
mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan keterampilan proses.Seseorang yang ingin
mempelajari sains diharapkan dapat menggunakan dan melatih keterampilan proses
yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab
berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam.
Metode ilmiah
adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka
mencari kebenaran ilmu pengetahuan.Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan
suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan penelitian ?Penelitian dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu
kejadian atau gejala alam tertentu.Ilmu pengetahuan terus berkembang karena
para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam
yang terjadi.
Berdasarkan uraian
diatas penulis akan membahas mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah,
teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana
struktur penelitian dan penulisan ilmiah?
2.
Bagaimana
tekhnik penulisan ilmiah?
3.
Bagaimana
tekhnik notasi ilmiah?
C. tujuan
1. memberikan
penjelasan mengenai struktur dan penulisan ilmiah
2. memberikan
penjelasan mengenai tehknik penulisan ilmiah
3. memberikan
penjelasan mengenai tehknik notasi ilmiah
BAB II
Pembahasan
A. Definisi Penelitian
Menurut Sukardi
(2003) penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif.
Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun
cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan
proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan,
memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat diulang kembali dengan
cara yang sama dan hasil sama.
Penelitian menurut
Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses penemuan yang mempunyai
karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan
hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger
agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional
lainnya.Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan
yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka
belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi dengan karakteristik lain
yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik
mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara insentif dan
dikontrol dalam pelaksanaannya.
Penelitian dapat
pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk
mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun
invention.Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah
ada.Sedangkan invention diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang
betul-betul baru dengan dukungan fakta.
Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang
dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya
observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan
dipeerkuat dengan gejala yang ada.
B. Tujuan
Penelitian
Tidak semua
kegiatan penelitian itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu.Dalam kegiatan
penelitian memang mengandung kegiatan yang sulit dan melelahkan, tetapi
penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan
penelitian diantaranya adalah :
a. Memperoleh
informasi baru
Penelitian biasanya akan
berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek
sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan
berada di suatu tempat dalam waktu lama.Apabila fakta tersebut baru diungkap
dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat
dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru.Contoh data yang sering
ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di
sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten.Dari situs tersebut ditemukan diantaranya
peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu
permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang merupakan bangunan
kuno.Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan
pada zaman Mataram kuno.
b. Mengembangkan dan menjelaaskan
Dengan melakukan pengembangan
dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang
ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering
disebut hipotesis.
c. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu
Ubahan
Tujuan penelitian ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki
kemampuan yang mencakup menerangkan.Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat
dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila
dibandingkan dengan orang awam.
C. Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah.
Sebenarnya banyak
sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai
pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan penalarannya
adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja
mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang
melandasinya.Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan.Demikian juga penulisan
ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulisan.Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan
yang baik mengenai hakikat keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan
sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis.
Demikian juga bagi
seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah apakah hipotesis ditulis
langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan dinyatakan postulat,
asumsi atau prinsip, sebabn dia tahu benar hakikat dan fungsi unsur-unsur tersebut
dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah (Suriasumantri : 1993).
Struktur penulisan
ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran
ilmiah.Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis,
disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan
agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan
mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan
menguasai hal-hal yang bersifat teknis.
a. Pengajuan
Masalah
Langkah pertama
dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus
disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan
terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar
belakang dari suatu masalah tertentu.Secara operasional suatu gejala baru dapat
disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu.
Dalam konstelasi
yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang
menjadi masalah.Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari
penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu
dapat kita kenali sebagai suatu masalah.
Ternyata
identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak
sekali.Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan kuantitas jawaban
yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian elainkan kualitas
jawabannya.Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga
hipotesis yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang
dapat dipertanggungjawabkan.Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang dikembangkan
secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi tahap dan
sedikit demi sedikit.
Permasalahan harus
dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah merupakan upaya untuk untuk
menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup
permasalahan, dan faktor mana yang tidak.
Perumusan masalah
merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja
yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari
identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan katalain perumusan masalah
merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah. Massalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab.
Perumusan masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun
sekaligus mengarahkan juga cara berpikir kita. Bagi kita sendiri sebaiknya
logika berpikir ilmiah itulah yang didahulukan dan dengan demikian maka
struktur penulisannya mencerminkan alur jalan berpikir.Jika postulat, asumsi dan
prinsip dipergunakan dalam penyusunan kerangka teoritis dalam pengajuan
hipotesis maka ketiga pikiran dasar tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bagian
kajian teoritis itulah diperlukan pernyataan secara tersurat mengenai
pikiran-pikiran dasar yang melandasi kerangka argumentasi kita.
b. Penyusunan
Kerangka Teoritis
Setelah masalah
berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah
mengajukan hipotesis.Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diajukan.Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada
hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi
dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat
diandalkan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan
maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita
dalam menemukan pemecahan.
Agar sebuah
kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang disusun tersebut harus
dapat memenuhi beberapa syarat.Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam
membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang
dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.
Pengetahuan
filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-pikiran dasar
yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip yang
sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua,
Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut
dengan pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang
mendasarinya.Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar
disiplin keilmuan tersebut.
Pada hakikatnya
kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berpikir
deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis
dasarnya.
Mempergunakan
pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar dalam kerangka argumentasi akan
menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran pernyataan ilmiah telah teruji
lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin bahwa kesimpulan yang ditarik
merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan mempergunakan pernyataan yang
secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka pengetahuan baru yang ditarik
secara deduktif akan bersifat konsisten dengan tubuh pengetahuan yang telah
disusun.
Kerangka teoritis
suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji berbagai teori
yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk akhir dari
proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus
merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.
c. MetodologiPenelitian
Setelah kita
berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan
ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut
secara empiris.Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang
dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh
kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi
ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar
kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan
prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya
merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.
Metodologi adalah
pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah
pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.Setiap
penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian
tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Pada hakikatnya proses
verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang
ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah
hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka
teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang
bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.
Penyusunan metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Ø
Tujuan penelitian secara lengkap dan
operasional dalam bentuk pernyataan yang mengidentikasikan variable-variabel
dan karakteristik hubungan yang akan diteliti.
Ø
Tempat dan waktu penelitian di mana akan
dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang diteliti
Ø
Metode penelitian yang ditetapkan
berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisasi yang diharapakan.
Ø
Teknik pengambilan contoh yang relevan
dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian
Ø
Teknik pengumpulan data yang mencakup
identifikasi variable yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran,
instrument dan teknik mendapatkan data.
Ø
Teknik analisis data yang mencakup
langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan
berdasarkan pengajuan hipotesis.
d. Hasil
Penelitian
Dalam membahas
hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari
data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan.Secara sistematik
dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan
dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah
data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :
Ø
Menyatakan variabel-variabel yang
diteliti
Ø
Menyatakan teknik analisis data.
Ø
Mendeskripsikan hasil analisis data
Ø
Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan
analisis data
Ø
Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah
ditolak atau diterima
e. Ringkasan
dan Kesimpulan
Kesimpulan
penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri
dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan
penelitian.Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu kajian
yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam
perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah
sebagai berikut :
Ø
Deskripsi singkat mengenai masalah,
kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian
Ø
Kesimpulan penelitian yang merupakan
sistesis berdasarkan keseluruhan aspek
Ø
Pembahasan kesimpulan penelitian dengan
melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang
relevan
Ø
Mengkaji implikasi penelitian
Ø
Mengajukan saran
f.
Abstrak
Abstrak merupakan
ringkasan seluruh kegiatan penelitian yang paling banyak terdiri dari tiga
halaman. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah eseiyang utuh dan tidak dibatasi
oleh sub judul.
g. Daftar
Pustaka
Pada hakikatnya
daftar pustaka merupakan inventarisasi dari seluruh publikasi ilmiah maupun
nonilmiah yang digunakan sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.
h. Riwayat
Hidup
Sebuah tulisan
ilmiah kadang-kadang disertai riwayat hidup penulisnya.Riwayat hidup ini
biasanya merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang disampaikan.
i.
Usulan Penelitian
Usulan penelitian
hanya mencakup langkah pengajukan masalah, penyusunan kerangka teoritis dan
pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian.Usulan penelitian biasanya
dilengkapi dengan jadwal kegiatan, personalia peneliti serta aspek-aspek
lainnya yang berhubungan dengan penelitian umpamanya pembiayaan.
D. Teknik
Penulisan Ilmiah
Teknik penulisan
ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah
serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang
dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat
yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan
impersonal.
Bahasa yang
dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat
yang tidak bias diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang
merupakan predikat serta hubungan yang terkait antara subjek dan predikat
kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Dalam menulis
karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus
memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.
Komunikasi ilmiah
harus bersifat reproduktif, artinya bahwasipenerima pesan mendapatkan kopi yang
benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan, seperti
fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain
selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio
estetik sering terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang
sama, yang disebabkan oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada
penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan
bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak.
E. Teknik Notasi Ilmia
Pernyataan ilmiah
yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapahal.Pertama, harus
dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut.Kedua, harus
dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu
disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.Ketiga,
harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan.Cara
mencantumkan hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah.
Tanda catatan kaki
diletakkan diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka arab yang
diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai
dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru.
Beberapa contoh cara penulisan catatan kaki :
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Struktur penulisan
ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran
ilmiah.Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis,
disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan
agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan
mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan
menguasai hal-hal yang bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian
ilmiah yaitu :
Ø
Mengajukan saran
Ø
Penyusunan kerangka teori dan pengajuan
hipotesis.
Ø
Metodologi penelitian
Ø
Hasil penelitian
Ø
Ringkasan dan Kesimpulan
Teknik penulisan
ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah
serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang
dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat
yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan
impersonal. Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek
yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian
rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan
kepadanya
Salah satu teknik
notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan kaki(footnote). Catatan kaki adalah
keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari
teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/ayoe_nach/filsafat-ilmu/penelitian-dan-penulisan-ilmiah/mrdetail/17692