SELAMAT DATANG DI SITI AMINAH BLOG, SEMOGA BERMANFAAT


Senin, 14 April 2014

makalah SISTEMATIKA DAN PENYUSUNAN MAKALAH



TugasKelompok

SISTEMATIKA DAN PENYUSUNAN MAKALAH


UntukMemenuhiTugaspada Mata Kuliah

TEKHNIK PENULISAN ILMIAH




DISUSUN
OLEH

KELOMPOK IX

SITI AMINAH
SUPIAN HURI
SUSILAWATI
SYAFRUDIN

PRODI S.1 PAI / C
SEMESTER II


DOSEN PENGAMPU: Drs. M. RIZAL FAHLAWI, M.Pd


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN

TAHUN AKADEMIK 2013/2014




SISTEM ATIKA DAN PENYUSUNAN MAKALAH

Salah satu bentuk karya ilmiah yang banyak ditulis adalah makalah, baik itu untuk dipersentasikan pada suatu pertemuan ilmiah, seperti seminar konferensi, maupun untuk dipublikasikan melalui suatu majalah ilmiah, seperti jurnal dan buletin. Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana diantara karya ilmiah lainnya. Maenurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Namun demikian, makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah. Penyajian masalah dalam sebuah makalah dapat didasarkan pada proses berfikir deduktif dan induktif.
Secara umum makalh harus memiliki bagian pembuka, bagian inti, dan bagian penutup.
                                         

A. BAGIAN PEMBUKA
Padabagianawalmakalahterdiridaribeberapaunsursebagaiberikut :
a. Lembarjudul/ Sampul
Di bagianinidituliskanjudulmakalah, maksudmakalah, namapenyusun, namafakultasdanperguruantinggi, seta tahunajaran.
b. Kata pengantar
Kata Pengantaradalah kata-kata penulis yang berisiucapansyukurdanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembatudalampenyusunankaryatulisilmiah.
c. Daftarisi
Bagianiniberisigambarangarisbesarbesertapoin-poinpentingdariisimakalah yang disusun, dengandemikanpembacaakanlebihmudahmemahamiisidarimakalah yang disusun.
d. Daftarlampiran (jikaada)
Berisiinformasitambahandarimakalah yang kitasusun, lampiran  initidakharusmutlakadadalamsuatumakalah, hanya di tampilkanjikamemangharusada data yang ditampilkan. Bentuklampiran yang bisa di tampilkanbisaberupatabel data ataupunsebuahgambar yang menambahketerangantertentupdasebuahmakalah.

B. BAGIAN INTI
Bagian inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat.

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan dalam penulisan yang diperuntukkan pada jurnal, biasanya merupakan suatu bagian utuh, tetapi terdiri dari 5 tahapan (weissberg dan Buker, 1990) berikut.

Tahap 1: Memberikan penjelasan tentang pernyataan umum mengenai bidang dan ruang lingkup topik yang di bahas.
Tahap2:  Memaparkan pernyataan yang lebih khusus mengenai aspek-aspek dari permasalahan yang telah diteliti/dikaji dan dilaporkan dalam karya ilmiah lain.
Tahap3:  Memaparkan signifikansi topik yang akan dibahas.
Tahap4:  Menjelaskan tujuan penulisan.
Tahap5:  Pernyataan lain yang dapat menambah penilaian atau jistifikasi terhadap masalah yang dibahas.

  Dari tahapan tersebut terlihat bahwa pada penulisa makalah, kajian pustaka biasanya diintegrasikan penyajiannya dalam bagian pendahluan untuk memperkuat rasional dan justifikasi/signifikasi masalah yang akan dibahas.

2. Metodologi
  Pada bagian ini penulis harus menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan sehingga pembaca dapat memahami konteks hasil penelitian yang akan dilaporkan dalam makalah.
3. Hasil dan Pembahasan
  Seperti halnya pada bagian pendahuluan, penyampaian hasil penelitian dan pembahasannya juga harus disajikan secara ringkas, namun lengkap dan jelas. Memang tidak mudah untuk melakukan hal ini karena hasil suatu penelitian umumnya sangat exstensif. Oleh sebab itu, hasil suatu  penelitian lengkap biasnya dituangkan dalam lebih dari satu makalah yang masing-masing difokuskan kepada salah satu aspek saja dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan demikian, topik atau aspek yang diangkat dan dituangkan dalam suatu makalah harus sangat fokus.

C. BAGIAN PENUTUP
     Bagianpenutupberisi.kesimpulanataurangkumanpembahasandan saran-saran jikamemangdipandangperluBagianpenutupmenandakan  berakhirnyapenulisanmakalah. Penulisanbagianpenutupmakalahdapatdilakukandenganmenggunakanteknikbarikut.

a.       Penegasankembaliatauringkasandaripembahasan yang telahdilakukantanpadiikutidengankesimpulan Hal inidilakukankarenamasihbelumcukup  bahanuntukmernberikan .kesimpullan :terhadapmasalah yang dibahas, ataudimaksudkan agar pembacamenarikkesimpulansendiri.
b.      Menarikkesimpulandariapa yang telahdibahaspadateksutamamakalah.
Selainitupadabagianpenutupjugadapatdisertakan saran ataurekomendasisehubungandenganmasalah yang telahdibahas. Saran harusrelevandenganapa yang telahdibahas. Selainitu, saran yang dibuatharuseksplisit, kepadasiapa saran ditujukan, dantindakanatauhalapa yang disarankan

Bagian penutup, seperti halnya pada laporan penelitian digunakan untuk menyampaikansimpulan hasil penelitian yang dilaporkan dalam bagian inti makalah.
Dalam bagian penutup hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai penyusunan referensi.Referensi adalah berupa daftar pustaka yang benar-benar dirujuk dalam artikel/makalah. Dengan demikian, penulis  benar-benar memilh daftar pustaka mana yang dirujuk dalam artikel tersebut. Penulis tidak perlu menuliskan seluruh daftar pustaka, seperti yang dususun dalam laporan penelitian lengkap.

     



         

                                              

                      


makalah filsafat ilmu dan logika tentang penelitian dan penulisan ilmiah



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih yang berperan penting dalam kehidupan manusia.Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern.Para ilmuan berhasil mengembangkan mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur dan disiplin.Mereka mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan keterampilan proses.Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam.
Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan.Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan penelitian ?Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu.Ilmu pengetahuan terus berkembang karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi.
Berdasarkan uraian diatas penulis akan membahas mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah, teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah.
B.      Rumusan masalah
1.      Bagaimana struktur penelitian dan penulisan ilmiah?
2.      Bagaimana tekhnik penulisan ilmiah?
3.      Bagaimana tekhnik notasi ilmiah?

C.      tujuan
1.      memberikan penjelasan mengenai struktur dan penulisan ilmiah
2.      memberikan penjelasan mengenai tehknik penulisan ilmiah
3.      memberikan penjelasan mengenai tehknik notasi ilmiah


BAB II
 Pembahasan
A.       Definisi Penelitian
Menurut Sukardi (2003) penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Penelitian menurut Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional lainnya.Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi dengan karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara insentif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun invention.Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada.Sedangkan invention diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada.
B.      Tujuan Penelitian
Tidak semua kegiatan penelitian itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu.Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang sulit dan melelahkan, tetapi
penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan penelitian diantaranya adalah :
a.       Memperoleh informasi baru
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama.Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru.Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten.Dari situs tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang merupakan bangunan kuno.Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram kuno.
b.       Mengembangkan dan menjelaaskan
Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut hipotesis.
c.        Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan

Tujuan penelitian ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang mencakup menerangkan.Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan orang awam.
C.       Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah.
Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya.Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan.Demikian juga penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan.Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan yang baik mengenai hakikat keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis.
Demikian juga bagi seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah apakah hipotesis ditulis langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan dinyatakan postulat, asumsi atau prinsip, sebabn dia tahu benar hakikat dan fungsi unsur-unsur tersebut dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah (Suriasumantri : 1993).
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah.Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis.
a.       Pengajuan Masalah
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah tertentu.Secara operasional suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu.
Dalam konstelasi yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang menjadi masalah.Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.
Ternyata identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali.Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan kuantitas jawaban yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian elainkan kualitas jawabannya.Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga hipotesis yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang dikembangkan secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit.
Permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah merupakan upaya untuk untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan katalain perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Massalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab. Perumusan masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun sekaligus mengarahkan juga cara berpikir kita. Bagi kita sendiri sebaiknya logika berpikir ilmiah itulah yang didahulukan dan dengan demikian maka struktur penulisannya mencerminkan alur jalan berpikir.Jika postulat, asumsi dan prinsip dipergunakan dalam penyusunan kerangka teoritis dalam pengajuan hipotesis maka ketiga pikiran dasar tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bagian kajian teoritis itulah diperlukan pernyataan secara tersurat mengenai pikiran-pikiran dasar yang melandasi kerangka argumentasi kita.
b.      Penyusunan Kerangka Teoritis
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis.Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan.Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam menemukan pemecahan.
Agar sebuah kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat.Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.
Pengetahuan filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-pikiran dasar yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip yang sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua, Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang mendasarinya.Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar disiplin keilmuan tersebut.
Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis dasarnya.
Mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar dalam kerangka argumentasi akan menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran pernyataan ilmiah telah teruji lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan mempergunakan pernyataan yang secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka pengetahuan baru yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten dengan tubuh pengetahuan yang telah disusun.
Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.
c.       MetodologiPenelitian
Setelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut secara empiris.Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Pada hakikatnya proses verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.


Penyusunan metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Ø  Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang mengidentikasikan variable-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti.
Ø  Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang diteliti
Ø  Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisasi yang diharapakan.
Ø  Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian
Ø  Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan data.
Ø  Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis.
d.      Hasil Penelitian
Dalam membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan.Secara sistematik dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :
Ø  Menyatakan variabel-variabel yang diteliti
Ø  Menyatakan teknik analisis data.
Ø  Mendeskripsikan hasil analisis data
Ø  Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data
Ø  Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima


e.       Ringkasan dan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan penelitian.Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah sebagai berikut :
Ø  Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian
Ø  Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek
Ø  Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan
Ø  Mengkaji implikasi penelitian
Ø  Mengajukan saran
f.        Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan seluruh kegiatan penelitian yang paling banyak terdiri dari tiga halaman. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah eseiyang utuh dan tidak dibatasi oleh sub judul.
g.       Daftar Pustaka
Pada hakikatnya daftar pustaka merupakan inventarisasi dari seluruh publikasi ilmiah maupun nonilmiah yang digunakan sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.
h.      Riwayat Hidup
Sebuah tulisan ilmiah kadang-kadang disertai riwayat hidup penulisnya.Riwayat hidup ini biasanya merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang disampaikan.
i.         Usulan Penelitian
Usulan penelitian hanya mencakup langkah pengajukan masalah, penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian.Usulan penelitian biasanya dilengkapi dengan jadwal kegiatan, personalia peneliti serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan penelitian umpamanya pembiayaan.
D.     Teknik Penulisan Ilmiah
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bias diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.
Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bahwasipenerima pesan mendapatkan kopi yang benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan, seperti fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio estetik sering terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak.
E.       Teknik Notasi Ilmia
Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapahal.Pertama, harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut.Kedua, harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.Ketiga, harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan.Cara mencantumkan hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah.
Tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Beberapa contoh cara penulisan catatan kaki :
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah.Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu :
Ø  Mengajukan saran
Ø  Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis.
Ø  Metodologi penelitian
Ø  Hasil penelitian
Ø  Ringkasan dan Kesimpulan
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya
Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan kaki(footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.







DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/ayoe_nach/filsafat-ilmu/penelitian-dan-penulisan-ilmiah/mrdetail/17692