SELAMAT DATANG DI SITI AMINAH BLOG, SEMOGA BERMANFAAT


Senin, 14 April 2014

kepemimpinan pendidikan




KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Dosen pengampu : M. SIDDIK, S. Pd., M.Pd
Disusun Oleh Kelompok VI
ROZELLA ARISKA
SITI AMINAH
SYAFRIZAL


Mahasiswa/i semester IV/PAI/C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.            LATAR BELAKANG
Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan organisasi lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan,tidak hanya di tentukan oleh kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembaga pendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya peraturan pada lembaga pendidikan.
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.
B.           TUJUAN
1.      Tujuan Umum Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen SDM dan Kepemimpinan Pendidikan
2.      Tujuan Khusus Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk :
·      Dosen dapat mengefisiensikan waktu dalam pemberian materi secara tepat guna.
·      Dosen dapat melakukan pembinaan materi tugas saat dikerjakan danmengevaluasi   ketika dipresentasikan.
·      Agar kita dapat mengetahui tentang dasar-dasar kepemimpinan pendidikan.
·      Agar mahasiswa dapat mencapai dan menunjang tujuan pembelajaran secara optimal.
Serta mahasiswa dapat memanfaatkannya menjadi bekal ilmu ketika telah terjunpada sekolah-sekolah di kemudian hari.


C.           PERMASALAHAN
1.       Identifikasi Masalah

2.       Rumusan Masalah
3.       Batasan Masalah


BAB II
PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
A.      PENGERTIAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Menurut D.E. McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. J.M. Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Oteng Sutisna mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan proses baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.[1]
Dari beberapa definisi kepemimpinan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.Kepemimpinan adalah suatu kegiatan memengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh consensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai.
Kepemimpinan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  sangat  berperan  dalam  organisasi,  baik  buruk nya  organisasi  sering  kali  tergantung  pada  pemimpin. Faktor  pemimpin  yang  sangat  penting  adalah  karakter  dari  orang  yang  menjadi  pemimpin  tersebut  sebagai  mana  dikemukakan  oleh  covey (2005) bahwa  90 %  dari  semua  kegagalan  kepemimpinan  adalah  kegagalan  pada  karakter.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.

B.      TIPE-TIPE DASAR KEPEMIMPINAN
Tipe kepemimpinan kepala sekolah dapat menentukan kebijakan sekolah. Kepala sekolah adalah seorang pengambil resiko dan siap untuk bekerja sistem untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan di sekolah harus mampu memupuk kepercayaan stafnya. Dukungan staf kepala sekolah dalam mengambil resiko akan dapat meningkatkan keuntungan bagi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi sekolah. Oleh karena itu tipe kepemimpinan kepala sekolah berperan penting dalam meningkatkan kualitas atau mutu sekolah. Berdasarkan tipe kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan dalam melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan di sekolah, dapat diklafikasikan dalam empat tipe kepemimpinan, yaitu:
1.    Kepemimpinan otoriter
Sangat mengandalkan kedudukannya atau kekuasaannya sebagai pemimpin. Pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota  kelompoknya, dominasi yang berlebihan dari seorang pemimpin sehingga menimbulkan sikap apatis dari anggotanya.
2.    Kepemimpinan laizes-faire
Pemimpin tidak memberi kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhdap pekerjaan bawahannya. Struktur organisasinyatidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
3.    Kepemimpinan demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin demokratsi selalu berusaha agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama.
4.    Kepemimpinan pseudo-demokratis
Nampak seperti demokratis tetapi semu karena tetap otoriter dan demi kepentingan kelompok tertentu saja. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang ia terapkan selalu didiskusikan tetapi akhirnya bawahan didesak untuk menerima ide pemimpin tersebut sebagai keputusan bersama.[2]


C.     SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN
Menjadi seorang pemimpin, bukanlah hal yang mudah. Karena di dalam kepemimpinan ada tujuan yang harus dicapai. Untuk mengarah kepada ketercapaian tujuan tersebut, membutuhkan pengikut. Syarat didalam kepemimpinan merupakan perihal yang mutlak dibutuhkan. Bila syarat-syarat dalam kepemimpinan tidak dipenuhi, proses kepemimpinan tidak akan berjalan dengan efektif. Sebagai pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan, sudah barang tentu seorang kepala sekolah harus memenuhi segala persyaratan yang telah ditetapkan pemerintahSyarat-syarat kepemimpinan pendidikan secara formal sesungguhnya terdapat dalam pasal 28 Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang menyatakan bahwa seseorang dapat diangkap menjadi tenaga pengajar apabila ia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar”.
Syarat-syarat teknis lainnya yang dibutuhkan dari seorang pemimpin pendidikan (kepala sekolah) antara lain adalah:
a)       Memiliki kecerdasan dan intelegensi yang cukup baik.
b)       Memiliki harga diri, percaya diri dan keterlibatan dengan dunia pendidikan.
c)       Seorang Pemimpin Harus Memiliki Kepribadian Yanng Terpuji Seperti Periang, Ramah, Bersemangat, Pemberani, Murah Hati, Sopan Santun, Percaya Diri, Dan Memiliki Kepekaan Sosial Yang Tinggi.
d)       Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat untuk maju dan berkembang atas usaha sendiri.
e)       Memiliki keahlian dan keterampilan dibidangnya termasuk keahlian mengkomunikasikannya kepada anak didik.
f)        Suka menolong, memberi petunjuk akan tetapi dapat pula menghukum secara tegas dan bijaksana.
g)       Memiliki keseimbangan emosional dan kesetiaan yang tinggi.
h)       Berani mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
i)         Memiliki kemampuan mengorganisasikan dengan pengaruh dan berwibawa tinggi.
j)         Jujur, rendah hati, sederhana, dapat dipercaya, disiplin, bijaksana dan selalu berlaku adil.
k)       Berpengetahuan dan berpandangan luas serta memiliki jasmani dan rohani yang sehat (Dirjen Dikdasmen, 1997: 166-167).
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat menjadi seorang pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan adalah suatu keharusan bagi kepala sekolah untuk dipenuhi agar nantinya ia mampu menjalankan segala tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin pendidikan.

D.     AZAS KEPEMIMPINAN
Terdapat 11 azas delam kepemimpinan, yaitu :
a)       Taqwa, Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadaNya.
b)       Ing  ngarsa  sung  tulada, Ialah memberi  suri  tauladan  di hadapan  anak  buah.
c)       Ing  madya mangun  karsa, Ialah ikut  bergiat  serta  menggugah  semangat  ditengah-tengah anak buah.
d)       Tut  wuri  handayani, Ialah mempengaruhi  dan  memberikan  dorongan  dari  belakang.
e)       Waspada  purba  wasesa, Ialah mengawasi  dan  sanggup  memberi koreksi terhadap  anak  buah.
f)        Ambeg  parama  arta, Ialah dapat  memilih  dengan  cepat  mana  yang  harus  didahulukan.
g)       Prasaja, Ialah tingkah  laku  yang  sederhana  dan  tidak  berlebih-lebihan.
h)       Satya, Ialah  sikap  loyal  yang  timbal  balik.  Dari  atasan  terhadap  bawahan  dan  bawahan  terhadap  atasan serta  kesamping.
i)         Gemi  nastiti, Ialah kesadaran  dan  kemampuan  untuk  membatasi penggunaan  sesuatu  kepada  yang  benar-benar  diperlukan.
j)         Belaka, Ialah kemauan, kerelaan  dan  keberanian untuk  mempertanggung  jawabkan.
k)       Legawa, Ialah kemauan,       kerelaan  dan  keikhlasan untuk  pada  saatnya  menyerahkan  tanggung  jawab  dan  kedudukannya  kepada  generasi  berikutnya.






E.      FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
a)       Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
                 
b)       Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
                  
c)       Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.



d)       Fungsi Delegasi
Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

e)       Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.[3]
















BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan tipe kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan dalam melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan di sekolah, dapat diklafikasikan dalam empat tipe kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan otoriter, laisser faire, demokratis, dan freundo demokratis.
Adapun Sebagai pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan, sudah barang tentu seorang kepala sekolah harus memenuhi segala persyaratan yang telah ditetapkan pemerintah“Syarat-syarat kepemimpinan pendidikan secara formal sesungguhnya terdapat dalam pasal 28 Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang menyatakan bahwa seseorang dapat diangkap menjadi tenaga pengajar apabila ia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar”.
Dan terdapat 11 azas dalam kepemimpinan yaitu Taqwa, Ing  ngarsa  sung  tulada, Ing  madya mangun  karsa, Tut  wuri  handayani, Waspada  purba  wasesa, Ambeg  parama  arta, Prasaja, Satya, Gemi  nastiti, Belaka,  dan Legawa.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:Fungsi Instruksi, Fungsi Konsultasi, Fungsi Partisipasi, Fungsi Delegasi  dan Fungsi Pengendalian.
B.     Saran dan Kritik
Demikian makalah ini dibuat, jika terdapat banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah ini kami menyatakan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran kami harapkan guna mengoreksi kesalahan yang ada dimakalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009
Kartini Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Sudarwan Danim. Kepemimpinan pendidikan. Bandung : ALFABETA, 2010 .




[1]Sudarwan Danim. Kepemimpinan pendidikan ( Bandung : ALFABETA, 2010 ), hlm, 6
[2] Kartini Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm, 80-87
[3] Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009)            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar